Canangkan Program ’Go Campus’
Minggu, 30 Agustus 2015
50 Siswa SMAK Karangturi Kunjungi Akpar Majapahit
Canangkan Program ’Go Campus’
DALAM rangka mendekatkan diri dengan kehidupan kampus, sekitar 50 pelajar kelas XI SMAK Karangturi Semarang, kemarin (15/3), mengunjungi kampus Akademi Pariwisata (Akpar) Majapahit di Gedung Graha Tristar Jl Raya Jemursari 234 Surabaya.
Ini merupakan kunjungan kali kedua siswa SMAK Karangturi Semarang ke kampus Akpar Majapahit. ”Go campus yang kami canangkan kepada siswa agar membiasakan diri anak didik kami dengan dunia kampus. Pasalnya, setelah lulus SMA, mereka kebanyakan akan melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, di antaranya ingin kuliah ke PTN, PTS atau yang sederajat di dalam negeri maupun mancanegara,” kata Febyo M.J. Bessie, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMAK Karangturi yang mendampingi siswanya di kampus Akpar Majapahit.
Khusus mengenai kunjungannya ke Akpar Majapahit, dia ingin siswa yang ikut rombongan go campus, tahu lebih banyak tentang sekolah pariwisata (perhotelan, tours & travel, culinary dan pastry) termasuk melihat dari dekat fasilitas dapur, laboratoriumnya dan sarana serta prasarana pendukungnya.
”Selain mengunjungi kampus Akpar Majapahit, saya dan rombongan telah menyempatkan diri mendatangi Universitas Ciputra Surabaya, Universitas Widya Mandala (UWM), Universitas Kristen (UK) Petra dan Universitas Putra Harapan (UHP) Surabaya,” terang Febyo.
Setelah tiga hari keliling kampus ternama di Surabaya, rombongan SMAK Karangturi Semarang melanjutkan perjalanan ke Malang untuk mengunjungi beberapa objek wisata di sana seperti Jatim park, BNS dan sebagainya. Rombongan kembali ke Semarang, Minggu (17/3).
Kedatangan rombongan pelajar SMAK Karangturi, Jumat (15/3) siang itu disambut hangat oleh Pembina Yayasan Eka Prasetya Mandiri Ir Juwono Saroso, Direktur Akpar Majapahit Hedy W. Saleh, Humas dan Marketing Akpar Majapahit Anggit Krismahani dan Cicilia Setiawati.
Dalam kata sambutannya, Ir Juwono Saroso mengisahkan sepak terjangnya membesarkan lembaga pendidikan Akpar Majapahit yang dirintis dari nol sejak 1998 –setelah lulus dari Fakultas Teknik Kimia ITS-- saat dirinya ”jual ilmu” membuat sabun, pembersih lantai dan bahan-bahan kimia, tetapi home industry itu tidak bertahan lalu karena keburu dihujani produk sejenis berharga murah dari pabrikan besar.
Juwono kemudian banting setir menjajal peruntungan baru dengan menjual bahan kimia untuk makanan dan minuman ternyata hoki, karena bisnis ini tidak tidak ada matinya dan cepat berkembang. Selanjutnya, ia nekat membuka sekolah kuliner dan pelatihan Tristar Institute, sampai akhirnya mendirikan Akpar Majapahit bersamaan dengan diresmikannya gedung baru Graha Tristar pada 29 November 2010 lalu.
Keputusan mendirikan Akpar Majapahit juga dilandasi keinginan kuatnya untuk memberi motivasi kepada mahasiswa bahwa kuliah sambil bekerja itu bisa berjalan seiiring, tanpa ada yang harus dikorbankan, senyampang Anda pandai membagi waktu. Pasalnya, mahasiswa Akpar Majapahit selain belajar materi kuliah wajib, juga dibekali dengan entrepreneur (wirausaha). Untuk itu, pihaknya menyediakan café sebagai media in-house training bagi mahasiswa sebelum terjun di dunia kerja.
Direktur Akpar Majapahit Hedy W. Saleh menambahkan, untuk memenuhi tuntutan dunia kerja terhadap lulusan Akademi Kepariwisataan, kampus Akpar Majapahit dilengkapi berbagai fasilitas penunjang belajar mengajar yang mengikuti standar internasional layaknya hotel bintang lima, seperti laboratorium, dapur, ruang kelas full AC dengan fasilitas wi-fi, dan sebagainya. Para dosennya juga berpendidikan minimal S2.
”Kulaih di Akpar Majapahit, saya selalu menekankan pentingnya aspek learning by doing and being. Belajar sambil bekerja dan menyatu dengan apa yang dipelajari dan dikerjakan. Dengan demikian, setelah mereka lulus kelak, sudah siap terjun ke dunia kerja bahkan membuka usaha sendiri secara mandiri,” terang Hedy.
Masih kata Hedy, keberadaan sekolah pariwisata harus diakui menjadi penyokong SDM dalam industry pariwisata (sebagai ahli madya di bidang manajemen hotel, tours & travel, kuliner dan pastry). ”Satu kata kunci dalam pariwisata adalah orang yang melakukan perjalanan. Selama dalam perjalanan, orang tentu butuh makan minum (kuliner), akomodasi (hotel) dan pelayanan. Makanya, bisnis kepariwisataan dewasa ini berkembang pesat,” pungkasnya. (*/ahn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar